Saturday, December 20, 2008

Selingkuh

SELINGKUH... Yang kadang² diplèsètkan menjadi "Selingan Indah Keluarga Utuh", pasti para pembaca sudah banyak yang mendengarnya. Namun, sebenarnya apa sih arti kata selingkuh itu yang sebenarnya???

Saya yakin sebagian besar pembaca akan terheran² jika saya sebut bahwa sebenarnya kata selingkuh berasal dari Bahasa Jawa. Bukan lantas kok karena saya bersuku Jawa terus mengeklaim bahwa kata tersebut berasal dari Bahasa Jawa, tetapi memang begitulah adanya. Mari kita simak penulisan saya lebih lanjut.

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) susunan WJS Poerwadarminta, selingkuh berarti:
curang, tidak jujur, tidak berterus terang, korup

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Kedua, cetakan ke-7, 1996, hal. 900, selingkuh berarti:
1. Tidak berterus terang; tidak jujur; suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; curang; serong;
2. Korup; menggelapkan uang.

Dalam Baoesastra Djawa yang juga disusun oleh WJS Poerwadarminta, "slingkoeh(-an)" bermakna:
ora barès, nganggo doewit lsp sing dadi tetanggoengané , plingkoeran, rikoeh.

Kata selingkuh dalam KBBI berasal dari KUBI karena salah satu sumber KBBI adalah KUBI. KBBI selama ini sudah dua kali revisi. Cetakan ke-1 edisi I keluar tahun 1988, sedangkan cetakan ke-1 KUBI sudah keluar tahun 1953. Kata selingkuh itu sendiri dalam KUBI berasal dari Baoesastra Djawa yang -disusun oleh WJS Poerwadarminta, penyusun yang sama dalam KUBI- diterbitkan oleh JB Wolters Uitgevers Maastschappij NV Groningen, Batavia, pada tahun 1939.

Baik dalam KBBI, KUBI, terlebih dalam Baoesastra Djawa, kata selingkuh sama sekali tidak ditujukan secara khusus pada hubungan seks antara pasangan yang bukan istri atau suami. Untuk pengertian tersebut, kata yang paling tepat adalah zina.

Dalam perkembangan lebih lanjut, zina yang diserap dari kosakata bahasa Arab ke dalam bahasa Melayu dan Jawa akhirnya jarang digunakan dalam bahasa Indonesia. Kata serong dan seleweng kemudian lebih populer sebagai pengganti zina. Padahal, serong dan seleweng pada mulanya juga digunakan untuk mewadahi pengertian yang bersifat umum: miring atau menyimpang. Lama-kelamaan kata serong dan seleweng mengalami penyempitan makna yaitu hanya dikaitkan dengan hubungan seks antara pasangan yang bukan istri atau suami. Serong dan seleweng dengan makna lain menjadi kurang populer.

Meskipun demikian, serong masih digunakan dalam pendidikan baris-berbaris dalam arti yang sesungguhnya (arti semula). Mungkin akan menjadi tidak lucu jika aba² "hadap serong kiri" diganti dengan (misalnya) "hadap kiri 45 derajat" :)

Entah sejak kapan kata selingkuh menggeser serong, seleweng, serta kemudian berdampingan dengan istilah² "gaul" semacam PIL (Pria Idaman Lain), WIL (Wanita Idaman Lain), dan TTM (Teman Tapi Mesra) untuk mewadahi pengertian "hubungan seks dengan pasangan yang bukan istri atau suami".

Saat ini jika ada kalimat "Tuh lihat caleg A, kerjaannya selingkuh melulu!", maka masyarakat akan mengartikannya bahwa si A biasa berhubungan seks dengan pasangan yang bukan istri atau suaminya, tapi dia bukan laki-laki pelacur atau perempuan pelacur. Akan tetapi, jika kalimat tersebut diucapkan tahun 1960-an atau bahkan juga 1970-an, maka masyarakat akan mengartikannya bahwa si A suka tidak berterus terang dan/atau korup.

Yang menjadi pertanyaan adalah:
Apakah jika seorang wanita yang sudah bersuami bertelepon²/SMS²/e-mail² ria (dan memang hanya itu) dengan pria lain (dengan kata²/panggilan² mesra) bisa disebut SELINGKUH???

3 comments:

Lampung Camp said...

hemmm.. gimana ya pak..? menurut saya sih mencegah lebih baik dari mengobati.. hehehe... salam kenal pak.. :-)

Mas Fey said...

Salam kenal juga, Mas/Pak. Terima kasih atas sarannya ^_^

Anonymous said...

Who knows where to download XRumer 5.0 Palladium?
Help, please. All recommend this program to effectively advertise on the Internet, this is the best program!